Beranda | Artikel
Merasa Tak Pantas Untuk Berdakwah
Jumat, 24 April 2015

Saat sesi tanya jawab kajian Ushul as-Sittah (enam kaidah penting dalam beragama) di Masjid Nabawi, Syaikh Ibrahim bin Amir Ar-Ruhailihafizhahullah – mendapatkan sebuah pertanyaan sebagai berikut:

Banyak dari kalangan penuntut ilmu enggan mendakwahkan ilmu yang didapatnya, saat kembali ke negerinya. Mereka berdalih dengan ayat,

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al Baqarah : 44).

“Saya masih banyak kekurangan, dan masih melakukan sebagian perbuatan dosa. Aku merasa tidak pantas untuk berdakwah, sementara diriku sendiri masih banyak kekurangan”, demikian alasan mereka. Padahal ia tahu kalau di negerinya tersebut banyak tersebar kemungkaran. Apa nasehat Anda wahai Syaikh -semoga Allah menjaga Anda-.

Syaikh menjawab:

Ini adalah tipuan setan. Para ulama menjelaskan makna firman Allah ta’ala,

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al Baqarah : 44).

bahwa maknanya adalah,

ما لامهم على الدعوة.. ما لامهم على أمر الناس في الخير، وإنما لامهم على التقصير

“Allah mencela mereka bukan karena berdakwah dan beramar makruf, tapi karena bersikap meremehkan terhadap diri sendiri.”

Sebagian ulama muhaqqiqin lainnya menjelaskan, Allah ‘azza wa jalla telah mensyariatkan dakwah atau mengajak manusia kepada kebaikan dan telah mensyariatkan pula kepada manusia untuk mengamalkan kebaikan. Apabila dia lemah dalam hal mengamalkan kebaikan,  maka jangan ia mengumpulkan keburukan dengan keburukan yang lain, yaitu meninggalkan dakwah orang lain kepada kebaikan. Seandainya dakwaan semacam ini benar, tentu tidak ada seorang pun yang pantas mengajak manusia kepada kebajikan. Karena tak seorang manusia kecuali ia memiliki kekurangan.

Akantetapi bila ia jujur dalam berdakwah, ikhlas dalam mengajak manusia kepada kebaikan,  maka sesungguhnya Allah menerima amal kebaikannya berupa ajakannya kepada manusia untuk melakukan amal kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran. Semoga hal ini menjadi penghapus dosanya atau memperkecil hukumannya atas kekurangan yang ada pada dirinya (tidak mengamalkan yang ia perintahkan).

Meski tidak dapat dipungkiri, ia tercela disebabkan kekurangan tersebut. Akan tetapi bukan berarti kekurangannya dalam hal amalnya, menjadi alasan untuk meraih kekurangan pula dalam dakwahnya.

***

Simak rekamannya di link berikut: https://www.dropbox.com/s/ult5g0hwq8o44ut/Fatawa%20Syaikh%20Ibrahim%20Ar-Ruhaili?dl=0, pada menit ke 9.43.

Diterjemahkan dan didengarkan langsung oleh: Ahmad Anshori
Artikel : Muslim.Or.Id

🔍 Ilmu Sufi, Hadis Tentang Shalat, Perang Islam Vs Yahudi, Jilbab Salah, Cara Memakai Sorban Kepala


Artikel asli: https://muslim.or.id/25385-merasa-tak-pantas-untuk-berdakwah.html